Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk menyiapkan segala hal terkait penyuntikkan vaksin Covid-19 di Indonesia.
Salah satu yang diminta Jokowi adalah Menkes dapat mempercepat vaksinasi Covid-19 agar tidak berlangsung lama.
Bahkan Jokowi meminta kepada Menkes Budi agar penyuntikkan vaksin Covid-19 dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Menjawab tantangan tersebut, Menkes Budi pun menyanggupinya.
“Tadi Bapak Presiden memberikan tantangan, apakah bisa dipercepat sehingga bisa selesai dalam waktu 12 bulan? Kami akan berusaha keras dan kami butuh dukungan dari seluruh teman-teman untuk melakukan hal ini,” ujar Budi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 6 Januari 2021.
Guna mendukung hal tersebut, Budi pun meminta kepada puskesmas maupun fasilitas kesehatan di Indonesia untuk melakukan registrasi atau pendaftaran.
“Yang pertama adalah untuk seluruh puskesmas, rumah sakit, dan klinik, tolong segera mendaftar ke aplikasi P-Care-nya BPJS, tolong dikomunikasikan terus ke mereka untuk mendaftarkan,” kata Budi.
Berikut deretan pesan Menkes Budi jelang penyuntikkan vaksin Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:
Harap Masyarakat Kurangi Mobilitas
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sudah 500 tenaga kesehatan yang gugur selama pandemi Covid-19. Karena itu dia meminta masyarakat untuk mengurangi mobilitas.
Diketahui pemerintah sudah melakukan pembatasan kegiatan di Jawa dan Bali mulai 11 sampai 25 Januari 2021.
“Sudah lebih dari 500 tenaga kesehatan kita yang wafat. Oleh karena itu, saya minta tolong. Tolong kita bantu mereka, kita lindungi mereka, kita jaga mereka dengan mengurangi mobilitas dalam 2 minggu mulai tanggal 11 Januari,” kata Budi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 6 Januari 2021.
Dia menuturkan, kegiatan pembatasan tersebut lantaran melonjaknya kasus positif Covid-19. Dirinya mengakui bahwa liburan panjang membuat rata-rata kasus aktif virus corona naik signifikan hingga 40 persen.
Menurut Budi, kondisi ini memberi tekanan kepada rumah sakit dan tenaga kesehatan. Pasalnya, tingkat keterisian tempat tidur di ICU dan ruang isolasi menjadi melonjak naik dan penuh.
“Apalagi pada kenyataannya event sebelum mulai liburan kondisi rumah sakit kita sudah lumayan penuh, berapa sudah sangat penuh. Tenaga kesehatan kita juga sudah cukup lama dan cukup letih menangani pandemi Covid ini,” papar dia.
Oleh sebab itu, masyarakat diminta mengurangi mobilitas sebab dapat meningkatkan laju penyebaran virus Corona. Hal ini dinilai dapat mengurangi beban para tenaga kesehatan yang berbulan-bulan menghadapi pandemi Covid-19.
“Jangan lupa memakai masker, sekali lagi jangan lupa memakai masker, dan sekali lagi jangan lupa memakai masker. Itu adalah hal yang sangat penting selain mencuci tangan dan menjaga jarak,” kata Budi.
Minta Faskes Lakukan Dua Hal
Kemudian, Budi mengatakan ada dua hal terkait persiapan program vaksinasi Covid-19, yang harus dilakukan oleh puskesmas maupun fasilitas kesehatan di Indonesia.
“Yang pertama adalah untuk seluruh puskesmas, rumah sakit, dan klinik, tolong segera mendaftar ke aplikasi P-Care-nya BPJS, tolong dikomunikasikan terus ke mereka untuk mendaftarkan,” kata Budi.
Dia mengatakan, apabila fasilitas kesehatan belum melakukan pendaftaran P-Care BPJS Kesehatan, akan terjadi kesulitan dalam pelayanan vaksinasi, terutama untuk mencatat dan menangani apabila ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Selain itu, Budi juga meminta agar puskesmas, klinik, dan rumah sakit, yang kekurangan lemari es atau pendingin untuk vaksin Covid-19 untuk segera melapor ke pihak-pihak terkait.
“Kalau misalnya ada fasilitas lemari es atau pendingin yang kurang untuk menyimpan vaksin, tolong segera mengontak dinas kesehatan terdekat, tolong kontak Kementerian Kesehatan yang terdekat,” kata Budi.
“Kalau perlu juga bisa dikirim ke Twitter sama Instagram atau Facebook saya, supaya kami bisa cepat menangani,” sambung Mantan Wakil Menteri BUMN itu.