Liang lahat di TPU Bambu Wulung, Jakarta Timur terisi sebanyak 162 jenazah COVID-19 dalam 5 hari setelah beroperasi. NasDem DKI Jakarta menilai kebijakan pembatasan di DKI Jakarta berjalan setengah-setengah sehingga berimbas pada angka penularan dan kematian akibat Corona.
“Pertama pengawasan harus diperketat lagi, kedua juga saya kira kalau kita benar-benar ingin menurunkan lebih signifikan sekali ya kita balik PSBB yang awal sampai istilahnya kita turunin. Kalau sekarang kan sampai 3 ribuan nih, tahun lalu masih 1.000 bagaimana kita sehari itu bisa di bawah 1.000. Nah ini kita bagaimana kita, okelah kita berbicara ekonomi, tapi yang paling penting lagi misalnya mau 2 minggu efektif, ya benar-benar 2 minggu itu disiplin. Kalau misalnya setengah longgar, setengah longgar ya seperti ini hasilnya,” kata Wakil Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh saat dihubungi, Selasa (26/1/2021).
Nova mengatakan jika DKI ingin menurunkan angka positif COVID-19 dan kematian maka PSBB harus benar-benar diterapkan secara disiplin. Baru kemudian dilonggarkan ketika kasus telah melandai.
“Memang kalau kita ingin efektif sekali, jangan setengah-setengah, 2 minggu itu benar-benar disiplin. Nanti kalau baru turun, sudah turun signifikan baru kita turunkan sedikit,” kata dia.
Nova kemudian menyinggung ramainya jalan raya ketika PSBB ketat diterapkan. Dia menyebut kebijakan 25% untuk perkantoran belum efektif.
“Tetapi kalau kita amati juga sekarang ini kalau ketika sore saja itu misalnya kebijakan 25% itu saya rasa saya nggak ngerti itu pantauan itu seperti apa. Karena saya dapati sendiri bahwa sore aja itu macet di jalan. Nah memang arah kebijakan untuk menutup tempat-tempat keramaian seperti misalnya Ancol dan lain-lain itu sudah bagus,” jelasnya.