1. Ketersediaan vaksin
Salah satu isu penting dalam pengendalian COVID-19 adalah masalah persediaan dan permintaan vaksin. Saat ini kebutuhan vaksin COVID-19 tinggi, namun persediaannya terbatas.
Negara-negara maju seperti Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat kini paling banyak memiliki akses pada vaksin. Perusahaan-perusahaan pembuat vaksin ada di negara-negara kaya tersebut.
Dalam dua bulan terakhir, pemerintah Indonesia mendapatkan lebih dari 28 juta dosis stok vaksin. Selain itu 140 juta dosis vaksin Sinovac dari Cina dalam bentuk bahan baku (bulk) mulai didatangkan sejak Januari lalu.
Kementerian Kesehatan menjamin ketersediaan vaksin untuk semua sasaran yang ada sebanyak 663 juta dosis dari lima opsi vaksin: Sinovac, Novavax, COVAX, AstraZeneca dan Pfizer.
Ini jumlah yang sangat besar dan harus dipastikan ketersediaannya sesuai rencana pemberiannya. Jumlah ini diperkirakan akan terpenuhi hingga empat bulan pertama 2022.
2. Distribusi
Pengiriman vaksin COVID-19 dari PT Bio Farma di Bandung ke seluruh pelosok tanah air untuk 181 juta orang memiliki rantai distribusi yang panjang. Sarana dan infrastruktur transportasi yang kurang memadai, kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan waktu distribusi vaksin ke daerah-daerah.
Sebagai negara kepulauan, distribusi vaksin di Indonesia sampai ke berbagai daerah tidak selamanya mulus.
Distribusi vaksin di Pulau Jawa, dengan infrastruktur jalan dan fasilitas kesehatan yang lebih baik, tidak akan mengalami masalah yang signifikan.
Sebaliknya, distribusi di luar Pulau Jawa dan Bali akan berhadapan dengan buruknya infrastruktur transportasi, cuaca sulit untuk mencapai daerah-daerah kepulauan lewat laut, juga tantangan alam seperti di Papua. Di beberapa daerah tidak ada sarana jalan kecuali lewat laut, danau atau udara.
Pada kampanye vaksin polio di Papua pada 2019, pengiriman vaksin ke daerah pendalaman dan pegunungan harus menggunakan pesawat carteran. Saya ikut dalam kampanye tersebut dan untuk mencapai masyarakat di daerah terpencil harus berjalan kaki berjam-jam.
Papua, yang berpenduduk 4,3 juta jiwa, memiliki sekitar 109 bandara yang beroperasi dan terkoneksi dengan menggunakan pesawat ukuran besar dan kecil yang berfungsi mengangkut penumpang dan barang, termasuk logistik kesehatan. Pengangkutan vaksin di daerah ini memerlukan upaya khusus.
3. Rantai dingin
Vaksin merupakan produk biologis yang memiliki kerentanan pada perubahan suhu. Karena itu vaksin memerlukan perlakuan dan ruang penyimpanan khusus yang dikenal degan cold chain equipment (CCE) atau fasilitas rantai dingin dengan suhu 2-8 derajat Celsiun.
Sarana penyimpanan vaksin tersebar dari tingkat pusat hingga daerah pelosok; namun dengan jumlah yang terbatas untuk kebutuhan rutin.
Pertengahan bulan lalu, Menteri Kesehatan menyatakan distribusi vaksin terhambat kurangnya ruang penyimpanan dingin di sejumlah provinsi.
Kapasitas penyimpanan vaksin rutin di daerah biasanya untuk menampung kebutuhan di bawah 1-3 bulan untuk sasaran vaksinasi wajib bagi anak di bawah dua tahun dan kampanye khusus yang terbatas. Vaksin rutin nasional melayani sasaran kurang lebih 4% dari jumlah penduduk.
Untuk vaksinasi COVID-19, 70% penduduk akan divaksinasi dalam rentang waktu 15 bulan. Ini untuk pertama kalinya Indonesia memiliki program kampanye imunisasi terbesar dalam sejarah. Dengan demikian beban tambahan untuk meningkatkan kapasitas penyimpan di lebih dari 10.000 fasilitas kesehatan primer baik pemerintah maupun swasta harus segera dipenuhi dalam waktu singkat.
Belum lagi kebutuhan CCE khusus jika vaksin yang dipakai adalah Pfizer dan Moderna. Vaksin Pfizer harus disimpan dalam ruang bersuhu minus 70 derajat celcius, dan Moderna minus 20 Celsius.
Kedua vaksin ini tidak bisa memakai cold chain yang ada di fasiltas pelayanan primer yang memiliki fasilitas penyimpanan bersuhu 2-8 derajat, dan kapasitas yang terbatas.
Kapasitas penyimpanan, jenis vaksin, jumlah sasaran, fasilitas CCE yang ada saat ini dan rencana distribusi serta pelaksanaan vaksinasi di lapangan akan sangat mempengaruhi ketersediaan dan kebutuhan CCE.
Kita butuh keterlibatan swasta, dalam distribusi dan untuk mengisi kesenjangan kekurangan kapasitas CCE di daerah secara cepat, guna menampung jumlah vaksin dalam jumlah besar di daerah.