Jakarta – Melalui penerapan PPKM Darurat, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap penanganan terhadap lonjakan kasus COVID-19 bisa diselesaikan pada kuartal IV, tepatnya pada minggu pertama atau kedua Agustus.
Provinsi di Jawa-Bali berkontribusi sebanyak 60 persen terhadap PDB nasional, sehingga PPKM Darurat tentu akan berpengaruh terhadap capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III.
Ia mengatakan ekspor akan menjadi sektor andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal III karena dari segi global, harga dan demand terhadap komoditas CPO, batu bara, karet, dan alumunium mengalami peningkatan.
Baca : Anggaran Kesehatan Naik Jadi Rp 193,93 T untuk Tangani COVID-19
“Ekspor kita sampai kemarin relatif stabil dengan capaian ekspor yang terus bisa kita pertahankan selama 13 bulan dan surplus sebesar 10,06 miliar dolar AS di bulan Mei kemarin dengan harga komoditas yang baik,” ujar Menko Airlangga.
Selain itu belanja pemerintah juga diharapkan bisa terus terjaga konsistensinya sehingga mengurangi tekanan dari tingkat konsumsi masyarakat yang menurun.
Adapun sebelum penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III berada di 6,5 persen.
Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal II, Menko Airlangga optimistis bisa mencapai di kisaran tujuh persen karena PPKM Darurat Jawa-Bali baru diberlakukan pada akhir minggu bulan Juni.
BACA: Pandu Riono Usul Jokowi Bubarkan Komite Pemulihan Ekonomi Pimpinan Airlangga