Site icon Info Vaksi Covid-19

Bripka Muhammad Huzaini Abdillah, polisi favorit Polda NTB tahun 2021

BRIPKA Muhammad Huzaini Abdillah nama lengkapnya. Bersama tujuh anggota lainnya, Huzaini meraih penghargaan polisi favorit Polda NTB tahun 2021. Penghargaan diberikan langsung oleh Kapolda NTB, Irjen Pol Muhammad Iqbal di Polda NTB 19 April lalu.

Bripka Huzaini bukan polisi sembarangan. Sejak tahun 2009, dia aktif dalam kegiatan sosial kemanusiaan. Masih di tahun yang sama, rencananya untuk mendirikan lembaga pendidikan Alquran mesti tertunda. ‘’Karena saat itu saya kecelakaan. Cukup parah yang membuat kegiatan saya tidak maksimal. Rencana itu tertunda sementara waktu,’’ ungkap Bripka Huzaini.

Huzaimi lalu memulai kegiatannya sebagai pengajar. Tahun 2018, Lembaga Pendidikan Alquran Al Hasani dia dirikan di Desa Midang Kecamatan Gunungsari Lombok Barat. ‘’Dari mengajar tahun 2014, saya lalu mendirikan lembaga pendidkan Alquran Al Hasani tahun 2018,’’ katanya.

Lembaga pendidikan Alquran didirikan dengan niat tulus. Tujuannya agar anak-anak cinta agama. ‘’Karena sekarang anak-anak lebih suka main gadget. Lalu ada dorongan dari masyarakat juga sehingga saya mendirikan lembaga Alquran ini,’’ ungkapnya.

Kerja keras dan pengabdiannya ini tidaklah mudah. Awalnya, ia hanya mendidik 10 orang anak. Lambat laun jumlah anak didiknya membludak hingga mencapai 235 orang. Ditambah lagi dengan 65 santri dewasa.  ‘’Sekarang yang masuk daftar tunggu (waiting list) ada 265 orang. Itu akan kami terima setahun lagi,’’ terangnya.

Huzaimi menundukkan wajah saat bercerita awal dirinya mendirikan lembaga pendidikan Alquran. Dia menyisihkan gajinya sebagai polisi untuk operasional. Karena sangat kekurangan pendanaan, Huzaini terpaksa menjual kendaraannya. Rumah mungilnya pun dijadikan sebagai tempat mengajar. Seluruh ruangan rumah digunakan untuk mengajar. Mulai dari kamar tidur, ruang tamu dan lainnya. ‘’Hanya tersisa dapur dan gudang saja yang tidak digunakan. Tiga tahun saya tidur di atas bed cover bersama anak saya juga. Tapi itu tidak membuat saya kendor. Saya harus tetap berjuang,’’ jelasnya.               Di tengah kesibukannya mengajar ngaji, Huzaini tidak melupakan tugasnya sebagai kepolisian. Ia pun dituntut pandai mengatur waktu. ‘’Dulu pulang kantor saya langsung mengajar. Kalau sekarang saya lebih kepada mengawasi. Karena sekarang sudah 15 pengajar dan satu staf di sana. Itu diatur shif mengajarnya,’’ kata pria kelahiran tahun 1984 ini.

Huzaini berharap lembaga pendidikan Alquran yang dia kelola semakin berkembang lebih besar lagi. Ia juga berharap ada bantuan donatur. Karena selama ini, lembaga yang dia kelola sama sekali tidak dibantu donatur. ‘’Kami berharap bisa dibantu,’’ ungkap ayah empat orang anak ini.

Sebagai polisi, Huzaini ingin menunjukkan kesan kepolisian tidak seperti masyarakat bayangkan. Dia mengaku memiliki tanggung jawab untuk menjaga citra kepolisian. ‘’Banyak yang tidak percaya saya sebagai guru ngaji. Karena saya waktu berjaga memakai seragam dan membawa senjata. Ini juga pengabdian saya sebagai anggota polisi,’’ pungkasnya. (**)

Exit mobile version