Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Panggung Anak Indonesia Merdeka terhadap peringatan Hari Anak Nasional (HAN) th. ini. Serangkaian kesibukan menarik digagas bersama dengan tujuan untuk menambah kecintaan anak terhadap literasi.
“Pada hari yang membahagiakan ini, aku menghendaki adik-adik dapat menaikkan lagi impuls kalian untuk studi dan berkarya dan tidak kalah penting, jangan lupa untuk tetap membaca,” pesan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim di dalam sambutan yang disampaikan secara virtual melalui kanal Youtube Kemendikbud RI di Jakarta, Jumat, (23/7).
Penasihat Dharma Wanita Persatuan, Kemendikbudristek, Franka Makarim, mengatakan, peranan menahan risiko menurunnya minat studi di jaman pandemi maka amat perlu untuk tetap mengembangkan kekuatan literasi anak. “Saya meminta Ibu dan Bapak orang tua sanggup dan berkenan menyempatkan selagi tiap-tiap hari untuk membacakan buku untuk anak-anak atau mengajak anak-anak kita membaca dan berdiskusi,” ajaknya di sela-sela acara Panggung Anak Indonesia Merdeka.
Lebih lanjut ia mengatakan, usaha untuk menjaga kolaborasi dan bergotong royong di dalam menegaskan anak-anak Indonesia tetap memperoleh pendidikan merupakan sebuah tugas mulia. Salah satu caranya adalah bersama dengan konsisten menaikkan minat baca anak. “Saya termasuk mengajak Ibu dan Bapak guru, orang tua, dan juga semua yang melihat supaya terus terus merawat kebugaran dan impuls diri kita sendiri, keluarga, dan anak-anak, supaya kami mampu bersama melewati tantangan ini,” imbuh Franka.
Senada bersama dengan itu, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM), Kemendikbudristek, Hendarman mengatakan bahwa anak-anak wajib bernalar kritis. “Untuk itulah kita wajib jadi bersama membaca dan saat ini kami ajak anak-anak agar membaca jadi basic yang jadi rutinitas (habit) untuk tingkatkan wawasan anak-anak kita,” jelasnya.
Sebagai bagian dari puncak peringatan HAN, diadakan seri Webinar Gebyar Dongeng terhadap tanggal 26 sampai 30 Juli 2021. Para guru dan orang tua bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, sebagai wujud kolaborasi bersama dengan mewujudkan Merdeka Belajar.
Kegiatan Webinar HAN 2021 diadakan dari dan untuk anak. Pada sesi Panggung Anak Indonesia Merdeka, pemirsa nikmati pembacaan puisi, pantomim oleh anak berkebutuhan khusus, penampilan musisi anak The Sasono’s Family (Dru, Widuri, dan Den Bagus), serta mendengarkan pengalaman pendiri EwasteRJ yakni Rafa Jafar yang mengelola sampah elektronik di usia muda.
Pada peluang pertama, M. Raihan Faraby, seorang pembaca puisi cilik berbagi tipsnya dalam mengatur waktu. Raihan mengatakan, caranya adalah dengan tekun mengelola pas pada belajar, latihan, bermain dan istirahat. “Semuanya harus dijalankan dengan fokus dan walau kita lebih banyak beraktivitas di rumah selama masa pandemi, tetaplah stimulus didalam belajar dan berkarya, dan juga selalu memelihara kesehatan,” pesannya yang sering berlatih membaca puisi bersama sang ibu.
Berikutnya adalah Rafa Jafar, seorang pendiri EwasteRJ yang menceritakan asal mula ketertarikannya mendirikan komunitas yang mengelola sampah elektronik. “Saya mengalami sendiri di rumah ada banyak perangkat elektronik bekas dan rusak. Sehingga ada lemari yang penuh bersama sampah semacam ini. Saya bingung dibuang ke mana hingga aku mengerti bahwa ternyata sampah ini mesti didaur kembali bersama cara yang pas (recycle),” kisahnya.
Saat itu, Rafa mengaku susah untuk menghilangkan sampah elektronik. Di mana-mana belum tersedia daerah sampah khusus barang elektronik. Akhirnya, ia tergerak untuk menyebabkan Gerakan Pengelolaan Sampah Elektronik Indonesia. Ewaste RJ adalah komunitas yang digagasnya kala ia berusia 10 tahun. Komunitas ini memiliki misi menghimpun sampah ekektronik layaknya baterai, kabel rusak, dan gawai yang sudah tidak terpakai.
“Saya terlampau bangga sebagai anak Indonesia. Pesan saya, konsisten berinovasi untuk Indonesia. Jaga kesehatan, olah raga dan cari aktivitas seru di dalam keseharian kita,” ujar siswa kelas 3 SMA Taruna Nusantara yang kala ini tengah menulis buku berjudul “I Am A Change Maker”.
Melalui buku berikut Rafa termasuk mengajak generasi muda untuk memulai gerakannya tiap-tiap di dalam berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar. “Pasti ada banyak tantangan untuk mobilisasi komunitas tapi di situlah pentingnya kolaborasi lebih-lebih terkecuali menginginkan sukses jangka panjang. Kita perlu bekerja serupa didalam tim dan saling memotivasi,” ucapnya yang telah 7 th. berkecimpung dalam Ewaste RJ ini.
Penampilan yang tak kalah menarik disuguhkan M. Nizar Abdillah, seorang Pantomim SLB yang berkebutuhan tertentu tuna rungu. Didampingi sang pelatih, Alfatomim, Nizar mengisahkan pengalaman pertamanya yang cukup susah untuk mempraktikkan pantomim. “Berbulan-bulan belajar ekspresi sampai satu tahun studi baru dapat bermain pantomim bersama dengan lancar dan saat ini udah terasa gampang,” ungkapnya.
Nizar selagi ini sering tampil terhadap acara car free day (CFD), penggalangan dana bencana, hingga pantomim keliling ke rumah-rumah baca. Kepiawaiannya berpantomim membuatnya sukses meraih juara di beragam lomba. Salah satunya adalah juara 2 pantomim se-Jawa Timur.
Pada peluang ini, Hendarman ikut berpesan kepada anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa. “Ingatlah Profil Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bernalar krtis, bergotong royong, kreatif; sebagai bekal dan cerminan SDM unggul,” tegasnya.
SDM unggul adalah para pemelajar sepanjang hayat yang mempunyai kompetensi world dan berperilaku sesuai bersama dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, lewat peringatan HAN th. ini, Hendarman berharap anak-anak Indonesia berkesempatan untuk bertatap muka, berkenalan dan bertukar informasi meskipun secara virtual. Dengan harapan, mampu terwujud generasi emas, cerdas, berkarakter.
Melalui perayaan HAN, Kemendikbudristek utamanya dambakan mengimbuhkan rasa optimisme dan kepercayaan diri didalam diri anak-anak. Mereka tidak boleh menyerah dan harus penuh kreativitas dan kegembiraan dikarenakan di pundak merekalah arah bangsa dan negara ini ditentukan.
“Sejak dini kami harus beri bekal karater yg baik dan acara ini dibikin sedemikian rupa supaya anak-anak suka sehingga juga berikan pengaruh positif bagi keluarganya. Bahkan di acara ini kita beri kesempatan yang sama, kesetaraan kepada anak-anak berkebutuhan tertentu untuk unjuk kebolehan,” lanjut Hendarman.
Kemendikbudristek berkomitmen untuk membekali anak-anak Indonesia bersama dengan keimanan, karakter, dan stimulus kebangsaan bersamaan bersama dengan enam Profil Pelajar Pancasila. “Dengan begitu tidak tersedia kesusahan yang tidak sanggup kami atasi bersama,” ucapnya optimistis.
“Selamat Hari Anak Nasional tahun 2021. Walaupun di masa sulit, anak-anak mesti kreatif mengasah minat dan bakat kalian untuk dapat raih prestasi dan menghormati tinggi nilai-nilai luhur Profil Pelajar Pancasila. Hidup anak-anak Indonesia, maju terus, jaga kebugaran bersama dengan berolah raga dan berpikiran positif,” pungkasnya.