Jakarta – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan 3 kunci pengendalian virus Corona di wilayah PPKM Level 2. Langkah pengendalian tersebut dapat diteladani oleh wilayah yang masih masuk PPKM Level 3 dan 4.
Langkah pertama yang dilakukan daerah PPKM Level 2, kata dr Reisa, yakni menjaga kepatuhan masyarakat menggunakan masker serta menggalakkan protokol kesehatan lainnya. Ia menerangkan masker mencegah terpapar droplet, sekaligus menjadi alat perlindungan dari polusi sesuai dengan tingkat filtrasi dan efektivitas masker.
Berikutnya, capaian vaksinasi mempengaruhi tingkat penularan di PPKM Level 2. Menurut dr Resia, percepatan vaksinasi lansia dan penyandang disabilitas sangat perlu dilakukan. Begitu pula vaksinasi tenaga kependidikan dalam mendukung pembelajaran tatap muka (PTM) yang telah mulai dilakukan terbatas, agar dapat berlangsung lebih aman.
“Dua langkah mudah ini, Bapak Ibu sekalian. Pakai masker dan segera divaksin” sebut dr Reisa dalam keterangan tertulis, Kamis (9/9/2021).
Upaya pencegahan ketiga, yakni membatasi dan menyeleksi mobilitas menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk masuk ke fasilitas umum. Aplikasi ini, kata dr Reisa, berhasil menyeleksi ratusan ribu orang yang seharusnya beristirahat di rumah karena tidak sehat, dan tidak sebaiknya melakukan aktivitas di ruang publik.
dr. Reisa menambahkan gelombang serangan varian baru sangat mungkin terjadi, terutama bila masyarakat lengah. Untuk itu, masyarakat diimbau selalu disiplin menggunakan masker serta segera divaksin untuk memperoleh perlindungan dari terjadinya kasus berat yang memerlukan perawatan rumah sakit.
“Bersama kita bisa akhiri pandemi ini,” cetus dr Reisa.
Terkait vaksinasi, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menguraikan hingga 7 September 2021 tercatat lebih dari 100 juta dosis vaksin telah diberikan kepada masyarakat sejak 13 Januari 2021.
“Sekitar 70 juta untuk dosis pertama, atau mencakup 36,2% dari populasi target,” jelas dr Siti Nadia.
“Jangan tunda diri Anda untuk divaksin. Bila sudah ada kesempatan dan vaksin sudah ada di daerah Anda, segeralah vaksin. Vaksin COVID-19 adalah hak seluruh masyarakat Indonesia dan diberikan secara gratis,” lanjutnya.
Pemerintah, ungkap dr Nadia juga memberikan perhatian khusus bagi vaksinasi populasi rentan seperti penduduk lanjut usia, yang saat ini cakupannya masih sekitar 28,2% untuk dosis pertama dan 18,1% untuk dosis kedua.
Menyikapi munculnya varian-varian baru virus corona yang memiliki kemampuan penularan lebih tinggi, dr Nadia mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memantau dan memeriksa genom sequencing terhadap kasus baru yang masuk Indonesia atau melalui penularan lokal.
Ia mengulas, dari sekitar 5.835 hasil sequencing yang dilaporkan, sebanyak 2.300 merupakan varian Delta di 34 provinsi di Indonesia.
“Kemenkes melakukan pemantauan terhadap semua varian yang muncul, apakah itu Variant of Concern maupun Variant of Interest seperti Eta, Iota, Kappa, Lambda dan sebagainya, juga varian lokal yang muncul di Indonesia,” papar dr Nadia.
Kemenkes, ujar dr Nadia, juga memantau varian Mu yang saat ini menyebar ke 46 negara. Koordinasi dengan petugas-petugas di pintu masuk juga ditingkatkan.
“Serta menyusun kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian yang dikatakan memiliki kekebalan terhadap vaksin,” tutur dr Nadia.
(mul/ega)