Site icon Info Vaksi Covid-19

Pro-Kontra Kritik BEM Unmul Soal Ma’ruf Amin ‘Patung Istana’

Postingan BEM Unmul (Universitas Mulawarman) yang menyebut Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin sebagai ‘patung istana’ bikin heboh. Hal itu pun menuai pro dan kontra.

Salah satu yang kontra dengan postingan BEM Unmul adalah Kepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky. Menurutnya, kritik boleh saja, namun harus fokus pada kinerjanya.

“Kritik itu bagaimanapun juga harus ditempatkan pada tupoksinya, dan pada tempatnya, nah sebaiknya kita mengkritik fokus pada substansi atau kepada kinerja pemerintah kebijakan maupun tindakan-tindakannya” ujar Herzaky.

Herzaky menilai tak elok menyamakan seorang tokoh nasional dengan benda mati. Ia justru menyarankan agar mahasiswa langsung to the point dalam menyampaikan kritik meskipun tajam.

“Janganlah kemudian menunjuk pada sosok fisik, apalagi menyamakan pada pejabat publik kita, apalagi tokoh nasional dengan benda mati, dengan benda hidup saja tidak pas ya, tidak patut, apalagi dengan benda mati, jadi saran kami dalam memberikan kritik lebih baik langsung tajam saja” tambah Herzaky.

Di sisi lain pengamat politik Adi Prayitno pro terhadap postingan BEM Unmul. Ia berkata, postingan itu seharusnya tidak dimaknai secara berlebihan.
“Mestinya dimaknai biasa-biasa saja, setahu saya Kapolri itu sudah menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk tidak reaktif dan terbuka terhadap kritik, nah itu yang kemudian muncul belakangan sehingga ada lomba mengkritik kepolisian secara terbuka melalui mural, mestinya substantif ini dipahami oleh oleh seluruh kepolisian yang berjejaring di seluruh Indonesia” ucap Prayitno.

Sebelumnya, seruan aksi yang dimaksud itu diunggah pada Selasa (2/11). Pada hari yang sama, Ma’ruf dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

BEM Unmul mengunggah seruan aksi tersebut melalui akun Instagram @bemkmunmul. Dalam unggahannya itu, terdapat foto Ma’ruf Amin. Di bagian bawahnya terdapat kalimat ‘Kaltim Berduka Patung Istana Merdeka Datang ke Samarinda’.

Exit mobile version