Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun mengaku mendapatkan tugas dari pemerintah untuk bernegosiasi agar Indonesia bisa kembali mendapatkan tambahan bahan baku (bulk) vaksin Covid-19 produksi Sinovac tahap kelima.
Nantinya, tambahan tersebut akan melengkapi kedatangan 10 juta dosis vaksin bagi PT Bio Farma (Persero) yang tiba pada Selasa, 2 Februari 2021 hari ini, serta 15 juta dosis pada 12 Januari 2021 lalu.
“Pengiriman tadi baru masuk 10 juta bulk jam 10 pagi. Sekarang kita sedang nego lagi untuk batch ke-5, mudah-mudahan dalam waktu dekat akan masuk 11 juta bulk vaksin lagi ke Indonesia,” ungkapnya dalam suatu sesi webinar, Selasa (2/2/2021).
Menurut dia, Kedutaan Besar RI untuk China sedari awal telah menerima instruksi langsung dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk membuka akses bagi masuknya bahan baku vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
“Kita sendiri di awal-awal Covid-19 ada refocussing daripada diplomasi kita. Tentu di dalamnya diplomasi vaksin dengan Tiongkok, itu yang sudah kita realisasikan saat ini,” ujar Djauhari.
Kehadiran vaksin Covid-19 tersebut dinilai akan sangat bantu memulihkan perekonomian Indonesia, yang sudah tersungkur sejak masa awal pandemi pada Maret 2020 silam.
Dalam hal ini, Djauhari coba menggambarkan situasi ekonomi di China yang melaju pesat usai program vaksinasi Covid-19 dilakukan.
“Kalau bisa saya gambarkan di Tiongkok, triwulan pertama itu -6,7 persen. Triwulan kedua mereka sudah 3,2 persen. Triwulan ketiga itu 4,9 persen. Triwulan keempat kemarin itu sudah di atas 6 persen. Prediksi untuk 2021 itu 7,5-8 persen,” tuturnya.