Info Vaksi Covid-19
  • Berita Terkini
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Kamtibmas
  • Narasi Ahli
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Kamtibmas
  • Narasi Ahli
No Result
View All Result
Info Vaksi Covid-19
No Result
View All Result
Home Info Vaksin

Cek Fakta: Tidak Benar Video Korban Bergelimpangan Setelah Disuntik Vaksin Sinovac

Admin Fokusaja by Admin Fokusaja
5 Februari 2021
in Info Vaksin
0
Cek Fakta: Tidak Benar Video Korban Bergelimpangan Setelah Disuntik Vaksin Sinovac
0
SHARES
24
VIEWS

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac, dengan menangkap layar video menampilkan seseorang yang terlihat tidak sadarkan diri sedang digendong dari sebuah mobil niaga, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Yandex.

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac

 

Penelusuran mengarah pada video akun YouTube Alavoula Chanel berjudul “Waduh Usai Di Suntik Difteri …Puluhan Santri Di Bawa Kerumah Sakit” yang dimuat, pada 11 Februari 2018.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

“Puluhan Santri dibawah kerumah sakit setelah disuntik difteri”

Video tersebut identik dengan tayangan klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac.

Dalam video akun YouTube Alavoula Chanel terlihat ambulans bertuliskan “Dinas Kesehatan kabupaten Pamekasan” dan gedung bertuliskan “Puskesmas Kadur” dan dalam video menyebutkan sejumlah orang yang mendapat perawatan medis tersebut setelah divaksin difteri.

 

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac

Ambulans bertuliskan “Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan” dan gedung bertuliskan “Puskesmas Kadur” dan santri setelah divaksin difteri, dijadikan kunci untuk melanjutkan penelusuran menggunakan Google Search dengan kata kunci “santri pamekasan disuntik vaksin difentri”

Penelusuran mengarah pada akun YouTube CNNIndonesia berjudul “Puluhan Pelajar Pingsan Usai Imunisasi Difteri”  yang dimuat pada 12 Februari 2018.

Akun YouTube CNNIndonesia mengunggah video dengan suasanan yang identik dengan klaim video.

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

“Warga kecamatan kadur, kabupaten pamekasan, dihebohkan dengan kejadian puluhan pelajar yang tiba-tiba pingsan usai imunisasi difteri. Diduga, para pelajar pingsan akibat keracunan imunisasi difteri.“

 

Penelusuran kedua

Penelusuran dilanjutkan dengan managkap layar tampilan video wawancara Anggota DPR Netty Prasetiyani, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.

 

 

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac

Penelusuran mengarah pada video akun YouTube detikTV berjudul “KENAPA VAKSIN..? : PKS MINTA MENTERI KESEHATAN MENJAWAB INI” yang diunggah pada, 4 Januari 2021.

Akun YouTube detikTV mengunggah video yang identik dengan salah satu cuplikan tayangan klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac.

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac

Dalam unggahan video akun YouTube detikTV, Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani memberi tanggapan terkait keamanan Vaksin Sinovac yang telah sampai di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis.

Berikut transkripnya:

“Oleh karena itu saya secara pribadi meminta penjelasan dari pak menteri karena memang yang disebutkan dalam Perpres No. 90 Tahun 2020 kemudian juga diikuti juga dengan PMK No.28. Kemudian Kemenkes 98/60 itu semuanya menunjukan bahwa Kementerian Kesehatan dalam hal ini menteri Kesehatan adalah pihak yang menentukan pada saat memilih vaksin yang akan dibeli dikerjasamakan atau kemudian ditunjuk penunjukan langsung.

kalau kemudian tiba-tiba muncul sinovac dalam bentuk vaksin jadi, ini sebetulnya membuat kita bingung ya, boro-boro masyarkat anggota dpr ri juga bingung sebetulnya.

Kenapa karena rapat tanggal 31 Agustus menjelaskan strategi mendapatkan vaksin itu 2, satu mengembangkan vaksin merah putih yang kedua strategi diplomasi yang waktu itu disebutkanlah vaksin sinovac yang sedang dilakukan uji klinis tahap ketiga di Indonesia dan uji klinis itu belum selesai interimnya juga baru nanti awal 2021.

kok tiba-tiba pemerintah memutuskan membeli vaksin jadi, vaksin jadi sinovac yang menurut referensi efektivitasnya belum teruji, kan begitu.

Nah, kemudian menurut ITAGI tadi pak menteri sampaikan tadi akan diberikan prioritas kepada tenaga kesehatan frontliners.

Bagaimana mungkin sebuah vaksin yang belum teruji efektivitasnya,efekesinya kebermanfaatannya diberikan kepada frontliners yang hari ini untuk mencetak satu tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat butuh waktu butuh proses yang panjang”.

 

Penelusuran ketiga

Penelusuran dilanjutkan pada cuplikan video tersebut menampilkan seorang yang dipanggil Nidom menyebut vaksin menunjukkan motif ADE (Antibody-dependent-enchancement).

Penelusuran cuplikan video tersebut dilakukan dengan menangkap layar video, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Yandex dan Google Image. Namun, tidak ada situs yang mengarah pada video tersebut.

Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci ‘Nidom vaksin’. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul “Ilmuwan Bicara Vaksin Corona: Virus Bisa Lebih Ganas” yang dimuat situs kompas.tv pada 22 Oktober 20220.

Situs kompas.tv memuat video yang identik dengan video klaim, video tersebut membahas tentang efek ADE (Antibody-dependent-enchancement) pada vaksin, video tersebut tidak membahas 23 orang meninggal setelah divaksin corona.

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

“JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Profesor Nidom Foundation (PNF) Chairul Anwar Nidom mengatakan 50% kegagalan dan keberhasilan pada sebuah uji klinis vaksin bisa terjadi ketika tidak ada referensi.

Covid-19 menjadi salah satu virus yang baru dan tak ada referensi sebelumnya. Bahkan percobaan pembuatan vaksin untuk virus SARS yang sudah 12 tahun silam pun belum berhasil.

“Saudara sepupunya Covid-19 ini yaitu SARS, belum berhasil dibuat vaksin. Padahal salah satu pembuat vaksin itu adalah salah satu produsen yang akan kita impor ini,” paparnya kepada KompasTV, Rabu (21/10/2020).

Pre-klinis vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada monyet tidak menunjukkan efek ADE (Antibody-dependent-enchancement) sebagaimana ketika vaksin virus SARS disuntikkan terhadap monyet.

Efek ADE, jelas Nidom, merupakan sebuah strategi dari virus untuk menghindari jebakan antibodi dari vaksin atau dari infeksi alam.

Padahal secara virologi, virus SARS dan Covid-19 memiliki kedekatan sekitar 80 persen.

“Itu pada waktu dilakukan uji pre klinis pada monyet, terjadi kerusakan yang parah pada paru-parunya. Itu diduga SARS mempunyai motif ADE,” jelasnya.

Bahayanya, apabila efek ADE terjadi kepada manusia, virus tersebut akan lebih ganas.

“Virus itu akan lebih ganas, karena dia masuk di dalam makrovag, bukan di dalam saluran pernapasan. Jadi kalau dia berkelit bisa masuk ke makrovag, maka dia infeksinya akan lebih parah tidak seperti yang infeksi saluran pernapasan,” lanjutnya.

Infeksi saluran pernapasan bisa terlontar melalui droplet, namun jika melalui makrovag maka bisa merusak sistem imun seseorang.

Kementerian Kesehatan memastikan proses imunisasi Covid-19 untuk tahap pertama akan dilakukan pada akhir November 2020.

 

 

 

 

Admin Fokusaja

Admin Fokusaja

Related Posts

Efek Samping Langka Vaksin Astra Zeneca di Ungkap Kemenkes
Info Vaksin

Efek Samping Langka Vaksin Astra Zeneca di Ungkap Kemenkes

13 Mei 2024
Omicron BA.4-BA.5 Kebal Antibodi, Vaksin Covid Masih Efektif?
Info Vaksin

Masuk Uji Klinis Tahap 3, Vaksin Merah Putih Libatkan 4.005 Subjek dan 5 Rumah Sakit

4 Juli 2022
Omicron BA.4-BA.5 Kebal Antibodi, Vaksin Covid Masih Efektif?
Info Vaksin

Omicron BA.4-BA.5 Kebal Antibodi, Vaksin Covid Masih Efektif?

23 Juni 2022
Next Post
Begini Cara Penyintas Covid-19 Ajarkan Anak Terbiasa Memakai Masker

Begini Cara Penyintas Covid-19 Ajarkan Anak Terbiasa Memakai Masker

Komnas KIPI: Belum Ada Efek Samping Vaksinasi COVID-19 yang Perlu Perhatian Khusus

Komnas KIPI: Belum Ada Efek Samping Vaksinasi COVID-19 yang Perlu Perhatian Khusus

Pemerintah Akan Tanggung Biaya Perawatan jika Ada Kasus KIPI Usai Vaksinasi COVID-19

Pemerintah Akan Tanggung Biaya Perawatan jika Ada Kasus KIPI Usai Vaksinasi COVID-19

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Pilihan

Ibadah Kurban Momentum Perkuat Kepedulian

Ibadah Kurban Momentum Perkuat Kepedulian

4 tahun ago
Berstatus Penyintas Covid-19, Anies dan Sejumlah Kepala Daerah di Jabodetabek Belum Akan Terima Vaksin

Berstatus Penyintas Covid-19, Anies dan Sejumlah Kepala Daerah di Jabodetabek Belum Akan Terima Vaksin

5 tahun ago
Polri Jelaskan Alasan Tembak Mati Zakiah Aini yang Serang Mabes Polri

Polri Jelaskan Alasan Tembak Mati Zakiah Aini yang Serang Mabes Polri

5 tahun ago
Suntik Vaksin COVID-19 Umur Berapa? Ini Batas Usia Penerimanya

Suntik Vaksin COVID-19 Umur Berapa? Ini Batas Usia Penerimanya

5 tahun ago

Kategori Berita

  • Berita Terkini
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Ekonomi
  • Harweb
  • Idul Adha
  • Info Vaksin
  • Isu
  • ISU NEGERI
  • Isu Terkini
  • jaga negeri
  • Kamtibmas
  • Kamtibmas
  • Kamtibmas
  • Kesehatan
  • Kesehatan
  • Narasi Ahli
  • Nasional
  • Penanganan Covid-19
  • Penyebaran Covid-19
  • Perkembangan Vaksin
  • Tak Berkategori
  • Trending no.1 Media Sosial.
  • Vaksin Covid-19

Topik

0 komentar Berita Jawa Timur covid-19 Dikunjungi KSAD DIVHUMAS Dr Jumadi Ekonomi Forwakada Gas Air Mata Health Info idul adha Infografis Internasional Jawa Barat Jawa Tengah - DIY Kakorlantas Kapolri Kemendikbud Ristek kemenkes kemenkeu Kesehatan Kesehatan Mental kri nanggala-402 Masyarakat Umum Megapolitan Mental Muhamad Jumadi Nasional Pemerintah Peristiwa Persona perubahan iklim Polda Jatim Polda Kalteng PPKM Darurat Regional Sumatera Tech News Tegal Terpopuler Travel vaksin vaksinasi Vaksin Corona Wakil Walikota Tegal

Pencarian

No Result
View All Result

Berita Terdepan

Kakorlantas Polri Siapkan Strategi Komprehensif Amankan Lalu Lintas Nataru 2025

Kakorlantas, Menhub, dan Jasa Marga Pantau Arus Lalu Lintas Tol Jelang Puncak Nataru

Kakorlantas Polri Sambangi Warkop Ojol Jagra Dewata, Perkuat Sinergi Polantas dan Komunitas

Smart City Policing dan 236 CCTV Dukung Pengamanan Nataru di Bali

Polri Raih Predikat Informatif Tertinggi Monev KIP 2025, Ketua KIP: Bukti Komitmen Transparansi

Alumni Akpol 1998 Salurkan Bantuan Kemanuasiaan untuk Korban Bencana di Sumatera

Berita Trending

Kakorlantas Prediksi Puncak Arus Mudik Terjadi Rabu 24 Desember
Tak Berkategori

Kakorlantas Prediksi Puncak Arus Mudik Terjadi Rabu 24 Desember

by Salma Hasna
24 Desember 2025
0

JAKARTA – Kakorlantas Polri Irjen Pol Drs. Agus Suryonugroho S.H., M.Hum, menjelaskan volume kendaraan yang meninggalkan wilayah...

Kakorlantas Polri

Kakorlantas: 28,5% Kendaraan Sudah Keluar Jakarta Jelang Puncak Arus Natal

24 Desember 2025
Kakorlantas Polri Siapkan Operasi Lilin 2025 dengan Fokus Kelola Tol, Arteri, dan Penyeberangan

Kakorlantas Polri Siapkan Operasi Lilin 2025 dengan Fokus Kelola Tol, Arteri, dan Penyeberangan

24 Desember 2025
Kakorlantas Polri

Kakorlantas Polri Siapkan Strategi Komprehensif Amankan Lalu Lintas Nataru 2025

24 Desember 2025
Kakorlantas, Menhub, dan Jasa Marga Pantau Arus Mudik Nataru 3

Kakorlantas, Menhub, dan Jasa Marga Pantau Arus Lalu Lintas Tol Jelang Puncak Nataru

24 Desember 2025
© Copyright FokusAja Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Kamtibmas
  • Narasi Ahli

wpDiscuz