Jakarta – Pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah saat ini tersedia di area Covid-19 level 2 dan 3. Padahal, pemerintah menyatakan melalui Pokja Penanganan Covid-19 bahwa pembukaan PTM bisa diperluas lagi, namun ada beberapa syarat.
Sonny Harry B Harmadi, Kepala Bidang Perubahan Perilaku Pokja Penanganan Covid-19, mengatakan pembelajaran tatap muka di sekolah bisa dibuka secara luas. Namun, ia menegaskan jika penularan klaster Covid-19 terjadi saat pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah, langkah tegas dan cepat harus diambil.
Sonny mengatakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penanaman Modal Luhut Bensar Panjietan juga menegaskan PTM harus dibuka dengan hati-ha
ti. Dalam keterangan yang diterimanya pada Kamis (3 September 2021), ia mengatakan: “Pak Luhut, seperti yang dikatakan koordinator, kita harus membukanya dengan hati-hati dan bertahap.”
Bahkan, kata Sonny, arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga jelas bahwa dalam pembukaan PTM harus dilakukan dengan simulasi-simulasi terlebih dahulu sehingga mencegah terjadi klaster penyebaran Covid-19.
“Arahan bapak Presiden sudah jelas ya, secara terbatas dengan melakukan simulasi-simulasi dulu hingga kita tahu kesiapannya ya. Kita harus melakukan itu ya, kita harus melakukan lalu kemudian dievaluasi jangan sampai kemudian muncul klaster baru,” kata Sonny.
“Kalau ada klaster baru dari sekolah tentu diambil langkah-langkah yang tegas dan cepat,” ujarnya.
Karena itu, Sonny mengatakan pemberlakuan PTM saat ini masih akan terus dievaluasi. Jika berjalan dengan baik maka akan diperluas.
“Jadi kita melihat kita melakukan uji coba bertahap, secara kemudian terbatas untuk mengetahui apa saja kendala dan dilakukan PTM terbatas ini. Insya Allah kalau PTM ini berjalan dengan baik dan risiko penularan bisa kita tekan, maka bisa kita perluas. Jadi memang sangat melihat pada perkembangan penelitian yang ada,” tuturnya.