Jakarta – Virus apa pun, terkait flu maupun Corona, di dunia akan bermutasi sebagai bagian alamiahnya. Karena itu, publik atau masyarakat luas tidak perlu khawatir berlebihan, tapi harus tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
“Jadi sekarang, silakan terus gunakan vaksin yang sudah ada, badan dunia (WHO) pun masih memanfaatkannya,” kata mantan Direktur Penyakit Menular WHO Prof Tjandra Yoga Aditama kepada tim Blak-blakan detikcom, Minggu (14/3/2021).
Terkait mutasi virus Corona, lanjut anggota COVAX Independent Allocation of Vaccines Group (IAVG) itu, setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan. Pertama, soal dampak mutasi terhadap diagnosis, yakni apakah PCR bisa membacanya?
Kedua, apakah virus yang bermutasi makin mudah menular atau sebaliknya? Ketiga, berat atau ringan dampaknya dengan indikator banyak tidaknya pasien masuk rumah sakit dan kematian. Keempat, apa dampaknya terhadap vaksin yang saat ini sedang digunakan.
“Sejauh ini PCR masih bisa mendeteksi keberadaan varian Virus Corona B117 (asal Inggris),” kata Prof Tjandra Yoga.
Mutasi virus yang ditemukan di Inggris sejak November 2020 itu, menurut WHO, penularannya lebih cepat 30-70 persen. Selain di Inggris, mutasi virus terjadi di Afrika Selatan (B1351) dan Brasil (P1).
Dari hasil uji vaksin Johnson & Johnson dan Novavak, kata Tjandra Yoga, dilaporkan terjadi penurunan efikasi dari 70 persen di AS dan Amerika Latin menjadi sekitar 50% di Afsel. Hanya, sampel laporan ini terlalu kecil sehingga perlu dilakukan penelitian lebih luas dan komprehensif.
Dengan kata lain, kata Tjandra Yoga, vaksin yang sudah ada sekarang ini masih dapat mengatasi mutasi virus COVID-19. Sebab, WHO masih tetap membagikan vaksin yang ada sampai sekarang dan belum memikirkan vaksin yang baru.
“Jika ada gangguan dari efikasi, produsen vaksin akan memodifikasi mutasi virus yang berlebihan itu. Jadi kita tidak perlu khawatir cuma memang harus waspada,” jelas Tjandra, yang juga Guru Besar FKU-UI.
Ia juga menegaskan modifikasi vaksin bukan hal baru. Sebab, di WHO setiap tahun selalu memodifikasi vaksin flu. “Jadi vaksin flu yang disuntikkan tahun ini itu pasti berbeda dengan yang disuntikkan tahun lalu, misalnya,” ujarnya.
Tjandra Yoga juga mengingatkan semua pihak tidak menghabiskan energi hanya untuk menangani COVID, sehingga penyakit-penyakit menular lainnya terabaikan. Sebab, Indonesia, kata dia, sampai hari ini masih menghadapi ancaman dari berbagai penyakit menular, seperti TBC, HIV, malaria, demam berdarah, dan lainnya.
(ddg/jat)