Pemerintah, tambahnya, sudah semestinya mengambil kebijakan yang mengedepankan kepentingan orang banyak dan tidak menjadikan satu dua kasus menjadi pedoman atau pegangan dalam mengambil kebijakan.
“WHO mengatakan AstraZeneca bisa diteruskan. Manfaatnya jauh lebih besar. Kejadian itu juga belum terbukti efek dari vaksin,” katanya.
Sementara mengenai vaksin AstraZeneca yang sebentar lagi berakhir masa simpan atau shelf life-nya, Prof. Hasbullah mengimbau untuk tidak terlalu mengkhawatirkannya. Dalam perhitungannya sebagai ahli dibidang kesehatan masyarakat, dengan stok sekitar satu juta vaksin dan kemampuan rata-rata vaksinasi 300-400 ribu per hari, maka dalam 3-4 hari vaksin COVID-19 AstraZeneca ini akan habis.
Prof. Hasbullah juga berbagi pengalaman bahwa meskipun dirinya sudah mendapatkan vaksin dua kali dan kekebalan tubuh terhadap COVID-19 sudah terbentuk, dalam kesehariannya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Dari pengalaman dan keilmuan yang telah dipelajarinya, prokes 3M efektif untuk mencegah virus apapun masuk ke tubuh.